Muna Bakal Jadi Pilot Project Pengembangan Jagung Berbasis Korporasi
Raha, Munanews.com – Tercatat sebagai daerah penghasil komoditi jagung Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal dijadikan sebagai pilot project pengembangan jagung berbasis koorporasi petani.
Program yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut merupakan langkah untuk mensejahterakan petani di Muna. Upaya tersebut pun direspon oleh Pemda Muna, dengan menghadiri undangan dari Kementerian Pertanian Direktoral Jendral Tanaman Pangan beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Muna, Anwar Agigi mengatakan sebagai sentra penghasil jagung di Sultra, Kabupaten Muna bakal jadi pilot project pengembangan jagung berbasis korporasi.
Kata Anwar konsep korporasi yaitu petani bekerja dalam kelompok besar, melakukan pengelolaan pertanian dari hulu hingga hilir dengan menggunakan manajemen modern, memanfaatkan aplikasi-aplikasi modern, melakukan industri yang modern, sekaligus memasarkan produknya kepada industri retail atau konsumen.
“Saat ini kita sudah melakukan komunikasi dengan Kementan Dirjen Tanaman Pangan, Rencananya survei lahan akan segera dilakukan,” terang Anwar, Sabtu (8/2/2020).
Kegiatan tersebut kata Anwar, sebagai upaya menjadikan Muna sebagai sentra produksi dan bisnis jagung kualitas ekspor di Sultra.
“Tanaman jagung tidak hanya untuk diproduksi lalu dipasarkan. Namun bakal diolah baik limbah akan dimanfaatkan melalui kelembagaan korporasi petani bersama investor serta Perbankan,” jelasnya.
Selain itu, untuk potensi pengembangan jagung hibrida di Muna saat ini mencapai 55.979 Ha dengan target yang akan dicapai 10.097 Ha.
“Hampir semua kecamatan di Muna kembangkan jagung hibrida. Sentranya berada di Kecamatan Kabawo seluas 6.369 Ha, menyusul Kecamatan Kabangka 5847 Ha dan Kecamatan Watopute 4845 Ha, serta Kecamatan 4776,” paparnya.
Program Korporasi mengubah pola kerja petani menjadi lebih modern melalui konsep membekali kelompok petani dengan manajemen, aplikasi, serta cara produksi dan pengolahan yang modern. Dengan penguatan dari hulu ke hilir, petani diharapkan akan mendapatkan keuntungan lebih besar.(Utd/Fatih)