Membunuh Misi Manusia Demi Kemanusiaan

0
828

Penulis: Adan Ako, Demisioner Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kabupaten Muna periode 2017 – 2019

Masyarakat dunia saat ini sedang mengalami kepanikan luar biasa disebabkan adanya Corona Virus Disease 2019 COVID-19 (C-19) yang sudah dinyatakan pandemic oleh WHO.

Korban pandemic virus yang perkembangannya makin mengganas. Bahkan tenaga medis tidak sedikit yang gugur dalam berperang melawan makhluk tak kasat mata bernama Corona.

Demikian halnya peran media massa, sebagai agen informasi sudah barang tentu tidak henti-hentinya menyampaikan informasi terkait dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan pandemic yang sekarang sedang melanda dunia ini.

Peristiwa ini tentu menjadi cerita duka bagi Negeri kita. Memanggil kepada siapa saja yang mendengar, menyentuh hati para manusia yang masih memiliki rasa. Ya, Indonesia kita tengah berduka. Ibu pertiwi membutuhkan bantuan dan uluran tangan.

Bantuanpun datang dari berbagai kalangan Asatiz dan juga para Influencer bahu membahu memberikan sumbangan. Bahkan terjun langsung untuk menghadapi wabah Covid-19 ini. Tidak sekadar materi, bantuan moril juga terus menerus diberikan secara tulus oleh para Asatiz kita.

Mengehtikan segala aktifitas politik, namun faktanya tidak mengelak, dengan suasana C-19. Buktinya Kabupaten Muna, yang merupakan  peserta pilkada serentak. Ditengah wabah masih terlihat antek antek para mesin penggerak politik yang memanfaatkan momentum Politisasi  Berkedok misi kemanusiaan.

Seandainya tidak ada pandemi virus corona, kita memasuki masa kampanye yang ingar-bingar penuh dengan perang poster antara kandidat.

Tentu tidak hanya perang poster, kita masih ingat pada saat musim kampanye, ada banyak yang gratis tetapi bukan bantuan, melainkan dari para kandidat yang butuh dukungan politik.

Begitu hebatnya mesin politik memainkan suasana, seketika orang-orang di kampung dibuat heboh kedatangan tim sukses bagi-bagi sembako.

Namun pandangan berbalik, wabah virus dengan disusupi berbagai bantuan untuk menghentikan rantai Virus Corona dengan mengunakan simbol-simbol untuk menarik perhatian masyarakat seakan Peduli.

Eksistensi dipertaruhkan, pembelaan diri dan rasionalisasi terus di gencarkan oleh orang orang yang “Nuraninya” telah padam karena kehausan kekuasaan yang dimiliki oleh Patronnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here